Senin, 26 November 2012

TUGAS SOFTSKILL 2 SEMESTER 5

PERUSAHAAN RITEL


Bisnis ritel merupakan aktivitas bisnis yang melibatkan penjualan barang dan jasa secara langsung kepada konsumen akhir. Pada perkembangannya, kini bisnis ritel di Indonesia mulai bertransformasi dari bisnis ritel tradisional menuju bisnis ritel modern. Perkembangan bisnis ritel modern di Indonesia sudah semakin menjamur di hampir seluruh wilayah Indonesia. Hal tersebut dapat terlihat dari banyaknya toko retailer modern yang membuka cabang di berbagai wilayah di Indonesia.

Hal - hal penting yang harus diperhatikan dalam bisnis Ritel untuk mengembangkan keunggulan bersaing :

1. Loyalitas Konsumen.
Loyalitas konsumen berarti kesetiaan konsumen untuk berbelanja di lokasi Ritel tertentu. Mempunyai konsumen yang loyal adalah metode yang penting dalam mempertahankan keuntungan dari para pesaing, jika mmeiliki konsumen yang loyal brarti konsumen memiliki keengganan untuk menjadi pelanggan pada ritel - ritel pesaing.

2. Program Loyalitas
Program loyalitas adalah bagian dari keseluruhan manajemen hubungan antar konsumen, Program ini sudah umum dijalankan dalam bisnis Ritel, program loyalitas bekerja sama dengan manajemen hubungan pelanggan / Customer Relationship Marketing ( CRM ) . Anggota - anggota program loyalitas diketahui saat mereka membeli, karena mereka menggunakan beberapa tipe kartu loyalitas, informasi pembelian disimpan dalam database yang besar, dari dari database dapat diketahui jenis - jenis barang apa yang dibelioleh konsumen, dengan mengunakan cara ini pelaku Ritel dapat menyesuaikan berbagai penawaran untuk memenuhi kebutuhan konsumen yang loyal dengan baik. Beberapa pelaku Ritel yang telah mengunakan program ini seperti : Alfa dengan AFC ( Alfa Family Club ), Carrefour dengan Kartu Belanja ( KB ) Carrefour, Maatahari dengan MMC (Matahari Club Card ), dan masih banyak contoh lainnya.

3. Lokasi
Lokasi adalah factor utama dalam pemilihan untuk Konsumen, Ini juga keunggunlan bersaing yang tidak mudah ditiru. Contohnya Starbucks , mereka menciptakan keberadaan pasar yang sulit untuk disaingi, Carrefour, mereka selalu menentukan lokasi yang selalu strategis. Pemilihan lokasi yang tepat mempunyai keuntungan yaitu :

- Merupakan komitmen sumber daya jangka panjang yang dapat mengurangi fleksibilitas masa depan Ritel itu sendiri. c. Lokasi akan mempengaruhi pertumbuhan bisnis Ritel dimasa yang akan dating, area yang dipilih haruslah mampu untuk tumbuh dari segi ekonomi sehingga dapat mempertahankan kelangsungan toko saat awal ataupun masa yang akan datang.
- Penentuan lokasi dalam bisnis Ritel dapat dimulai dengan memilih komunitas, keputusan ini sangat bergantung pada potensi pertumbuhan ekonomi dan stablitas maupun persaingan serta iklim politik . selain itu juga geografis sangat menentukan .

4. Manajemen Sumber Daya Manusia Ritel 
Manajemen Sumber Daya Manusia Ritel adalah bisnis tenaga kerja intensif, para pegawai memiliki peranan penting dalam memberikan layanan pada konsumen dan membangun loyalitas konsumen.

5. Sistem Distribusi dan Informasi 
Semua Ritel berusaha untuk mengelola usaha secara efisien, mereka terus memenuhi kebutuhan konsumen, dan pada saat yang sama member konsumen barang-barang dengan harga lebih baik dari pada pesaingnya atau memutuskan utnuk mengunakan kesempatan guna menarik perhatian konsumen dari para pesaing dengan menawarkan jasa, barang, dan penyajian visual yang lebih baik.

6. Barang - Barang Yang Unik 
Mengembangkan merek-merek berlabel ( juga disebut merek-merek toko ) yang merupakan produk - produk yang dikembangkan dan dipasarkan oleh Ritel dan hanya tersedia dari Ritel tersebut.

7. Layanan Konsumen 
Dibutuhkan waktu dan usaha untuk membangun sebuah tradisi dan reputasi untuk layanan konsumen, karena layanan konsumen yang bagus merupakan asset strategis yang sangat berharga.

Perusahaan ritel dapat dikategorikan berdasarkan ciri - ciri tertentu, antara lain : 
  • Discount stores, adalah toko pengecer yang menjual berbagai macam barang dengan harga yang murah dan memberikan pelayanan yang minimum.
  •   Speciality stores, merupakan toko eceran yang menjual barang - barang jenis lini produk tertentu saja yang bersifat spesifik.
  • Departemen stores, adalah suatu toko eceran berskala besar yang pengelolaannya dipisah dan dibagi menjadi bagian departemen - departemen yang menjual macam barang yang berbeda - beda.
  • Convenience stores, adalah toko pengecer yang menjual jenis item produk yang terbatas, bertempat ditempat yang nyaman dan jam buka yang panjang.
  • Catalog stores, merupakan suatu jenis toko yang banyak memberikan informasi produk melalui media katalog yang dibagikan kepada para konsumen potensial.
  • Chain stores, adalah toko pengecer yang memiliki lebih dari satu gerai dan dimiliki oleh perusahaan yang sama.
  • Supermarket, adalah toko eceran yang menjual berbagai macam produk makanan dan juga sejumlah kecil produk non-makanan dengan sistem konsumen melayani dirinya sendiri (swalayan).
  • Hypermarkets, adalah toko eceran yang menjual jenis barang dalam jumlah yang sangat besar atau lebih dari 50.000 item dan mencakup banyak jenis produk. Hypermarket merupakan gabungan antara retailer toko diskon dengan hypermarket.
  • Minimarket, merupakan adalah semacam toko kelontong yang menjual segala macam barang dan makanan, namun tidak sebesar dan selengkap supermarket. Minimarket menerapkan sistem swalayan.

Pada perencanaan sistem, suatu sistem yang diusulkan harus layak dan mendukung faktor strategik. Untuk menilai kedua kemungkinan tersebut maka harus diadakan evaluasi terhadap faktor kelayakan TELOS dan faktor strategi PDM.

FAKTOR KELAYAKAN (TELOS):
    − Technical
       Menunjukkan apakah sistem yg diusulkan dapat dikembangkan dan diterapkan
       dengan menggunakan teknologi yang ada atau jika membutuhkan teknologi baru
    − Economic
       Menunjukkan apakah dana yg memadai tersedia untuk mendukung biaya dari
       sistem yg diusulkan
    − Legal
       Menunjukkan apakah ada konflik antara sistem yang sedang dipertimbangkan
       dan kemampuan perusahaan untuk menunaikan kewajibannya
    − Operational
       Menunjukkan apakan prosedur dan ketrampilan personalia yg ada cukup untuk
       mengoperasikan sistem yg diusulkan atau apakah prosedur dan ketrampilan
       tambahan akan diberikan
    − Schedule
       Sistem yg diusulkan harus berlaku dalam suatu kerangka waktu yang logis

 
FAKTOR STRATEGIK (PDM) :
    − Produktivitas. Mengukur jumlah output yang dihasilkan dari input. Tujuan untuk
       mengurangi atau menghapus biaya yang tidak menambah nilai. Diukur dengan
       RATIO, misal total biaya tenaga kerja mingguan dibandingkan dengan jumlah
       unit yang dihasilkan selama seminggu atau jumlah bahan mentah yang masuk
       selama seminggu dibandingkan dengan jumlah barang jadi yang dihasilkan
       selama seminggu.
    − Diferensiasi. Mengukur seberapa baik suatu perusahaan dapat menawarkan
       produknya atau pelayananan yang secara nyata tidak serupa dengan jenis dan
       sifat dari produk dan pelayanan para pesaingnya. Dicapai melalui peningkatan
       kualitas, keanekaragaman, penanganan khusus, pelayanan cepat, biaya rendah
       dan sebagainya.
    − Manajemen. Menunjukkan seberapa baik sistem informasi menyediakan
       informasi untuk membantu para manajer dalam perencanaan, pengendalian dan
       pengambilan keputusan.

Rabu, 10 Oktober 2012

TUGAS SOFTSKILL 1 SEMESTER 5

KARAKTERISTIK PERUSAHAAN

1. Jelaskan Sistem Kerja di perusahaan kamu?

Jawab :

Kerangka Tata Kelola Perusahaan

Komitmen Kami untuk menjalankan GCG tertuang dalam kerangka kerja yang diatur sesuai kebijakan penerapan GCG yaitu Keputusan direksi No.29 Tahun 2007. dalam kerangka kerja tersebut terintegrasi beberapa sistem pengelolaan yang menjadi prasyarat atau bagian yang tidak dapat dipisahkan dari penerapan GCG di Perusahaan, tidak lain adalah untuk menjamin dan memastikan dicapainya penerapan GCG yang efektif sampai pada tingkat operasional yaitu memastikan bahwa setiap transaksi, baik transaksi internal maupun eksternal dijalankan secara beretika dan sesuai dengan praktik tata kelola Perusahaan yang baik dan benar. 
 
Telkom menyadari bahwa keberhasilan Perseroan sangat didukung oleh terbentuknya nilai-nilai inti dan budaya Perusahaan serta mampu menerapkan GCG, untuk itu Telkom membangun kerangka GCG dan Roadmap untuk memastikan bahwa penerapan GCG disusun berdasarkan kesepahaman bersama antara manajemen dengan seluruh elemen Perusahaan serta terinternalisasi dalam menjalankan usaha Perusahaan berdasarkan 4 (empat) pilar utama yang Kami pandang sebagai pondasi bagi kokohnya penerapan GCG yang meliputi: 

  • Pelaksanaan  etika  bisnis  yang  didalamnya  memuat tata nilai budaya Perusahaan, yang setiap tahun dikomunikasikan dan disurvey pemahamannya kepada karyawan;
  • Pengelolaan kebijakan dan prosedur operasional yang efektif sesuai dengan tuntutan bisnis, sebagai pedoman pengelolaan Perusahaan dan menjadi panduan bekerja karyawan;
  • Penerapan manajemen risiko secara terpadu berbasis COSO Enterprises Risk Management; dan
  • Pengawasan internal dan penerapan pengendalian internal berbasis COSO Internal Control utamanya pengendalian internal atas pelaporan keuangan.
 Untuk mencapai hal tersebut Telkom telah menyusun sistem GCG Telkom sebagai berikut:
    KEMPR : Komite Evaluasi dan Monitoring Perencanaan Risiko
    ERM     : Enterprise Risk Management
    PMS     : Performance Management System
    CSA     : Control Self-Assessment
    SOD     : Segregation Of Duties
Tahun 1995 Telkom menjadi Perusahaan terbuka dimana sahamnya tercatat dan diperdagangkan di Bursa Efek Jakarta (“BEJ”), Bursa Efek Surabaya (“BES”), NYSE dan LSE. Saham Telkom juga diperdagangkan tanpa pencatatan (POWL) di Tokyo Stock Exchange. dalam kurun waktu ini, tuntutan penerapan GCG sudah semakin tinggi karena sebagai Perusahaan terbuka, maka Telkom dituntut untuk lebih baik dan profesional mengelola amanah pemilik/investor dan harus taat kepada ketentuan yang berlaku terutama dalam melakukan pengungkapan informasi dan transparansi.
Era 1997/98-2002
Pada era ini Perusahaan mengalami tekanan krisis ekonomi sebagaimana yang dirasakan oleh industri pada umumnya. Namun demikian, dalam kurun waktu ini pula Perusahaan dalam memperoleh pembelajaran berharga dalam menerapkan GCG. Tuntutan menjalankan praktik bisnis yang profesional, penuh kehati-hatian sekaligus mampu tumbuh secara berkelanjutan menjadi pengalaman berharga bagi seluruh karyawan. Sesuai ketentuan KEPMEN BUMN Nomor 117 tahun 2002 yang selanjutnya disesuaikan dengan PERmEN BUmN Nomor 1 tahun 2011 tentang Penerapan Tata Kelola Perusahaan yang Baik pada BUmN, maka Telkom dipandang sebagai Perusahaan BUmN panutan yang menjalankan praktik GCG dan melakukan evaluasi penerapan GCG sebelumnya dan memenuhi ketentuan penerapan GCG sebagaimana diatur dalam ketentuan tersebut.
Sesuai ketentuan SEC tentang penerapan UU Sarbanes Oxley seksi 404, 302 dan 906, maka Telkom yang sahamnya diperdagangkan di NYSE wajib meningkatkan akuntabilitas praktik GCG di Perusahaan melalui penerapan Pengendalian Internal di Perusahaan.
Era 2006 hingga sekarang
Penerapan GCG setelah diberlakukannya ketentuan UU Sarbanes Oxley yang diterapkan di Perusahaan menjadikan pembelajaran berharga. Penerapan GCG tidak bisa dilepaskan dari penerapan pengendalian internal, manajemen risiko, kepatuhan dan keharusan menjalankan tata kelola IT di Perusahaan dalam kurun waktu ini merupakan era berharga bagi Telkom untuk menjalankan GCG dalam tataran implementatif dan tidak lagi normatif. Tata kelola akhirnya dipahami oleh keseluruhan tatanan/sistem, tujuan dan tingkat dari penerapan saling terintegrasi mulai dari tingkat entitas sampai dengan tingkat transaksi operasional.
Telkom Group berkomitmen melaksanakan Tata Kelola Perusahaan yang baik (GCG) secara konsisten agar senantiasa dapat memberikan layanan terbaik kepada pelanggan dengan tetap memperhatikan kepentingan pemangku kepentingan lainnya. Untuk itu selama tahun 2011 Telkom terus berupaya meningkatkan kualitas penerapan GCG, selain itu Telkom menumbuhkan iklim beretika sebagai pendorong terwujudnya bisnis yang bermartabat baik yang bersifat internal maupun eksternal yang dilakukan melalui kesungguhan dewan Komisaris, direksi dan jajaran di bawahnya. Beberapa implementasi penerapan GCG dan etika bisnis tahun 2011 telah dilakukan secara aktif, diantaranya adalah:

1. Komitmen Manajemen Puncak Telkom Group mengingat pentingnya GCG maka telah dilakukan bentuk penguatan atau pengembangan komitmen manajemen seluruh dewan Komisaris dan direksi Telkom Group pada acara Rapat Pimpinan Telkom II 2011 tanggal 26 Juli 2011 berupa pernyataan dan penandatanganan komitmen penguatan implementasi GCG Telkom Group dan menyebarkan Buku Pedoman GCG Telkom Group. Hal ini menunjukkan kesungguhan dewan Komisaris dan direksi Telkom Group memandang GCG sebagai kebutuhan Perusahaan.

2. Seminar ”Etika Bisnis dan GcG pada BUMN” Seminar ini diadakan pada tanggal 30 maret 2011 di The Sultan Hotel Jakarta, dengan penyelenggara BUMN Executive Club. Pembicara yang hadir di antaranya menteri BUMN, Satgas mafia Hukum, Komisi Pemberantasan Korupsi (“KPK”), dan Kejaksaan. Telkom memandang penting seminar ini sebagai kelanjutan proses peningkatan GCG dan etika yang berkelanjutan.

3. Sharing Pengetahuan Gratifikasi
Bekerja sama dengan direktorat Gratifikasi KPK yang diikuti seluruh Anak Perusahaan. Sharing ini diselenggarakan Telkom untuk mendukung kampanye pemerintah dan KPK tentang program pengendalian gratifikasi. Tidak berhenti di situ, hal ini dilanjutkan kembali dengan workshop bersama pada tanggal 24-25 maret 2011 dalam inisiatif peningkatan kebijakan gratifikasi dalam rangka Program Pengendalian Gratifikasi sesuai dengan dinamika dan ketentuan yang ada.

4. Forum GCG Telkom Group
Berbagai forum sinergi dalam pengelolaan GCG Telkom Group telah dilaksanakan dengan pesan dan arahan dewan Komisaris dan direksi atas kesungguhan mewujudkan GCG dan etika, di antaranya pada Workshop GCG Telkom Group di Bogor 15 Juni 2011.

5. Forum Komunitas Pengusaha Anti Suap (“KUPAS”)
Pada diskusi panel atau Forum diskusi Group ”membangun Budaya Anti Suap di BUMN” dengan penyelenggara Komunitas Pengusaha Anti Suap (KUPAS) bertempat di KPK, Telkom bertindak sebagai penyelenggara dan inisiator Industri Strategis-manufactur BUmN. dalam forum ini, direktur Utama Telkom menjadi pembicara bersama menteri BUmN dan Wakil Ketua KPK.

6. Telkom sebagai Nara Sumber GCG Untuk Studi
Prakarsa Anti Korupsi Telkom diminta berpendapat dalam penyusunan indikator dan pembobotan yang meliputi: komitmen integritas manajemen puncak, pedoman etika dan perilaku, penanganan situasi konflik kepentingan, pengelolaan sistem pelaporan pelanggaran (whistleblowing system), pengelolaan laporan penerimaan hadiah dan larangan pemberian suap, penegakan aturan, dan prakarsa lain seperti inovasi. Hal ini mencerminkan kepercayaan Kementerian BUmN yang tinggi atas implementasi GCG dengan sistem dan proses yang telah dibangun dan dijalankan sejalan dengan etika dan kepatuhan.

7. Telkom sebagai Counter-Part Penyusunan Kriteria
Penilaian GCG BUMN Sesuai Surat Staf Ahli menteri BUMN Bidang Tata Kelola Perusahaan bahwa Telkom dipandang telah melalui proses yang cukup panjang dengan struktur dan proses corporate governance yang lengkap dan optimal, membuat Telkom menjadi kontributor bagi pengembangan praktik GCG, maka Telkom diminta memberikan masukan pada konsep kriteria penilaian GCG Kementerian BUMN. Kontribusi Telkom diperlukan bagi Kementerian BUMN untuk melakukan penyesuaian dan penyempurnaan kriteria penilaian GCG untuk mengakomodasi perkembangan praktik GCG terkini, peraturan pasar modal, serta mempertimbangkan sasaran strategis berkaitan penerapan best practices GCG BUMN.

8. Telkom Sebagai Counter-Part Penyusunan Peraturan GCG BUMN
Telkom juga diminta menjadi narasumber untuk ikut menyumbangkan pikiran atas konsep Peraturan menteri BUmN tentang Penerapan Tata Kelola Perusahaan yang Baik (GCG) pada BUmN untuk menyempurnakan Kepmen BUmN No.117/2002 tanggal 31 Juli 2002 dengan PERmEN BUmN No.1/2011 tanggal 1 Agustus 2011. Telkom juga terlibat dalam diskusi yang rutin diadakan dengan Komite Nasional Kebijakan Governance (“KNKG”). 

9. Program Pengendalian Gratifikasi dan Training On Trainers (“ToT”) dengan KPK
Training on Trainers KPK kepada Telkom dilakukan dalam 2 gelombang pada bulan Juni-Juli 2011 dalam rangka menyiapkan agen perubahan dalam rangka sosialisasi berjenjang dan masif bagi pelaksanaan Program Pengendalian Gratifikasi (PPG) kepada seluruh pemangku kepentingan. Peserta merupakan Senior Leader Band 1 dan 2 yang dinilai memiliki integritas dan etika terbaik yang dipilih melalui proses penilaian yang ketat baik online maupun offline. dalam ToT ini, KPK telah menyebarkan dan praktik pengajaran materi tentang gratifikasi, etika, integritas, managing gift, konsep pembelajaran KPK JAmU (Jelas, Aman, mudah, dan Untung). 

10.Fasilitator dalam Pelaporan Harta Kekayaan dengan KPK dan Kementerian BUMN.
Telkom mendukung KPK dan Kementrian Negara BUmN dalam Pengisian Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara (LHKPN), sesuai Pasal 20 Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggara Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme. Setiap Penyelengara Negara harus bersedia diperiksa harta kekayaannya serta melaporkan dan mengumumkan harta kekayaannya (sebelum, selama dan sesudah menjabat). 

11. Perusahaan Benchmark
Kompetensi dan pengalaman yang dimiliki Telkom dianggap dapat menjadikan sebagai tujuan bench mark dan telah membuatnya menjadi objek sejumlah kunjungan dari Perusahaan/institusi lembaga baik dari dalam dan luar negeri. Beberapa perusahaan yang mengunjungi Telkom pada tahun 2011 antara lain adalah Telekom malaysia, Bank Indonesia, departemen Perindustrian, departemen Keuangan, depkominfo, PT PLN, PT Timah, KAI, KPK, PT PGN, PT Pupuk Kujang dan Telecom Egypt. melalui media ini, Telkom saling bertukar informasi terkait dengan beberapa topik bahasan antara lain adalah GCG, pengendalian internal, manajemen risiko, pelayanan, SAP, teknologi TI, Sdm, e-Learning/learning Center, wholesale management, dan lainnya.



2. Apakah Kelebihan dan Kekurangan Aplikasi E-Commerce (3 Website) ?

Jawab : 

1.GlodokShop.com
   Website tersebut merupakan sebuah website E-Commerce yang fokus dalam hal penjualan barang elektronik.
Kelebihannya:
  • pengaksesan website relatif cepat dan tidak berat, konten iklan dimasukkan tidak terlalu mempengaruhi kecepatan akses website tersebut.
  • Barang yang dijual lengkap, dan mengikuti perkembangan zaman.
  • Harga yang ditawarkan cukup murah
  • Stock barang banyak
  • Media pembayaran lengkap
  • Pengiriman barang cepat 
  • Dapat dipercaya dan merupakan best Seller dalam hal penjualan alat-alat elektronik
Kekurangannya:
  • Hotline service yang dapat dihubungi sering sibuk, dan harus menunggu cukup lama sebelum dilayani oleh Costumer Service.
  •  Barang yang dikirimkan pernah dalam kondisi rusak(cacat) walaupun kemudian diganti oleh barang yang lain.
2. Toko bagus.com

Kelebihan :
1. Ada fitur “Verified Member” dimana kita bisa lebih meyakinkan pembeli bahwa kita adalah penjual yang sudah termasuk verified member.
2. Terkadang TokoBagus.com sendiri yang kerja keras memasarkan produk-produk para penjual lewat facebook dan google.

Kelemahan :
1. Tidak ada fitur “SUNDUL GAN” (menaikkan ratting suatu lapak yang menjual suatu barang,lapak disini maksudnya adalah kolom yang disediakan bagi para penjual barang). jadi lapak kita akan semakin tenggelam dengan banyaknya lapak-lapak yang baru saja dibuat oleh para penjual lainnya.
2. Tidak ada kebebasan dalam berkreasi di dalam lapak.
3. Tidak terlihat adanya aktivitas jual beli atau diskusi antara penjual dan pembeli. jadi kelihatannya seperti penipuan barang online.

3. OsCommerce adalah solusi aplikasi online shop e-commerce open source yang sangat membantu dalam membuat toko di dunia maya.

Keunggulan dari OsCommerce :
  • Gratis karena merupakan aplikasi open source
  • Sangat mudah untuk initial setup nya
  • Tidak sulit untuk memaintain isi didalamnya
  • Gampang bagi administrator toko untuk menampilkan semua produk mereka ke customer dengan permintaan-permintaan khusus dari customer itu sendiri.
Komunitas yang aktif dimana sesama member saling membantu apabila menemukan kesulitan dalam penggunaannya

Kelemahan oscommerce :
Beragam fasilitas yg ada di oscommerce terkadang malah menjadi persoalan tersendiri jika yang ingin dibuat hanya sebuah toko online yg sederhana. Upgrade dan penggantian template oscommerce juga harus dilakukan secara manual (upload) yang terkadang terkesan rumit.
 

Minggu, 01 Juli 2012

TUGAS KEWIRAUSAHAAN 5


1.      JENIS - JENIS PENGAWASAN WIRAUSAHA?

JAWAB:
Terdapat tiga jenis dalam pengawasan
a.      Pra-pengawasan
Pengawasan yang terjadi sebelum kerja dilakukan dinamakan pra-pengawasan atau pengawasan kedepan (feed-forward control). Pra-pengawasan menghilangkan penyimpangan penting pada kerja yamg diinginkan yang dihasilkan sebelum penyimpangan terjadi. Dengan ini manajemen menciptakan kebijaksanaan-kebijaksanaan, prosedur-prosedur, dan aturan yang ditunjukan pada dihilangkannya perilaku yang menyebabkan hasil kerja yang tidak diinginkan di masa depan.
b.      Pengawasan yang Bersamaan dengan Pelaksanaan Kegiatan
Pengawasan yang terjadi ketika pekerjaan yang dilaksanakan dinamakan Pengawasan “concurrent’ . Pengawasan concurrent tidak hanya berhubungan dengan kinerja kemanusiaan saja tetapi juga pada bidang-bidang seperti kinerja peralatan-peralatan atau penampakan departemen.
c.   Pengawan Umpan Balik
      Pengaawasan yang dipusatkan pada organisasional di masa lalu dinamakan penagawasan umpan balik. Ketika menggunakan tipe pengawasan ini, wirausahawan sesungguhnya berusaha mengambil tindakan koreksi dalam organisasi dengan melihat sejarah pada organisasional selama periode tertentu.

2. FUNGSI PELAKSANAAN PENGAWASAN WIRAUSAHA?

JAWAB:
  • Perencanaan adalah penentuan segala sesuatu sebelum dilakukan kegiatan-kegiatan usaha.wirausahawan yang mengadakan perencanaan akan berhasil dibandingkan denganyang tidak mengadakan perencanaan.
  •  Pengorganisasian adalah merupakan proses menciptakan hubungan antara fungsi-fungsipersonalia dan faktor fisik agar kegiatan-kegiatan diarahkan pada pencapaian tujuan.
  •  Pengarahan adalah merupakan usaha yang berhubungan dengan sesuatu agar semua dapat dilakukan.
  • Pengkoordinasian adalah merupakan usaha mengsinkronkan dan menyatukan segala kegiatan dalam usaha agar tercapai tujuan wirausaha. 
  • Pengawasan adalah merupakan usaha memberikan petunjuk pada para pelaksana agar mereka bertindak sesuai rencana.
Pelaksanaan fungsi tersebut dijalankan pada seluruh kegiatan wirausaha, seperti :merenca akan usaha,mengelola pemasaran, penilaian kelayakan usaha,perencanaan modal,perencanaan dan pengawasan produksi, pengelolaan sumber daya manusia dan lain-lain.

3. ALAT YANG DIGUNAKAN DALAM FUNGSI PENGAWASAN?

JAWAB:
Alat pengawasan adalah prosedur tertentu yang menyajikan informasi organisasional yang berhugingan sedemikian rupa sehingga wirausahawan akan dibantu dalam mengembangkan dan mengimplementasikan strategi pengawasan organisasional yang sesuai.
Alat Pengawasan yang Paling Dikenal
a.      Manajemen Pengecualian (Management by Exception)
Tehnik manajemen yang memungkinkan hanya penyimpangan kecil saja natara kinerja yang direncanakan dan kinerja aktual yang mendapatkan  perhatian dari wirausahaan.
b.      Analisa Pulang-Pokok
c.       Analisa Rasio

4. BENTUK-BENTUK KEPEMILIKAN WIRAUSAHA?

JAWAB:
a.      Kepemilikan Tunggal (Firma)
Merupakan organisasi bisnis kecil paling umum. Perusahaan dimiliki dan dijalankan hanya satu orang saja,Hanya memerlukan izin dan mendaftar untuk memulai usaha. Keuntungan : kewajiban hukum yang dipenuhi hanya sedikit dan tidak semahal bentuk kongsi atau perseroan, pemilik tidak membagi laba dengan siapapun, tidak perlu berkonstultasi dengan sesame pemilik atau rekanan sehingga memiliki kekuasaan membuat keputusan dan pengendalian sepenuhnya, pemilik dapat menanggapi kebutuhan-kebutuhan bisnis dengan cepat dalam bentuk keputusan manajemen sehari-hari, dan pemilikan tunggal biasanya bebas dari pengawas pemerintah dan perpajakan khusus. Kerugian : kewajiban dan tanggung jawab tidak terbatas atas seluruh utang perusahaan, modal yang tersedia jauh lebuh kecil dibandingkan organisasi bisnis lainnya, dan sukar mendapatkan pembiayaan jangka panjang dan sangat tergantung keterampilan pemilik menyebabkan perusahaan tidak stabil.
b.      Kongsi merupakan asosiasi dari dua orang atau lebih, yang bertindak sebagai pemilik bersama dari sebuah bisnis. Ayat-ayat perjanjian dari kongsi biasanya dirumuskan untuk menentukan sumbangan masing-masing rekanan kepada bisnis. Keuntungan : formalitas hukum dan pengeluaran-pengeluaran lebih sedikit dibandingkan dengan persyaratan-persyaratan dalam pendirian perseroan, para rekanan termotivasi untuk menerapkan kemampuan terbaik karena ikut mendapatkan laba, lebih mudah mendapatkan modal besar dan memiliki ketarampilan yang lebih luas dibandingkan firma, dan pengambilan keputusan lebih luas dibandngan perseroan. Kerugian : terdapat kewajiban tak terbatas minimal bagi seorang rekanan, dapat berakhir kapan saja dan dapat dilanjutkan dengan membentuk kongsi baru, kongsi relatif lebih sukar untuk memperoleh modal dalam jumlah besar dibandingkan perseroan, dan rekanan merupakan agen bisnis itu dan tindakan mereka mengikat rekanan lain.
c.       Perseroan merupakan jenis organisasi bisnis paling rumit. Biasanya dibentuk dengan kekuasaan dari sebuah badan pemerintah dan harus menurut hukum dagang, dan peraturan-peraturan pemerintah pusat maupun daerah. Keuntungan : kewajiban terbatas hanya dalam jumlah saham, kepemilikan dengan mudah dipindahkan keorang lain, memiliki ekstensi hukum yang terpisah, ekstensi perusahaan relative lebih stabil dan permanen sehingga perusahaan dapat berjalan melaksanaan usahanya, pendelegasian kekuasaan pada manajer professional, dan perseroan sanggup menggaji spesialis. Kerugian : kegiatannya dibatasi oleh akte pendirian sesuai hukum dan perundangan, banyak peraturan pemerintah yang harus diperhatikan, membutuhkan biaya yang besar dalam pendiriannya, dan pajak yang tinggi karena adanya berbagai instasi pemerintah.
d.      Perusahaan yang go public biasanya memperoleh cara mudah untuk mendapatkan modal tambahan terutama utang. Tidak hanya pembiayaan hutang tetapi modal ekuitas masa depan lebih mudah diperoleh ketika diperoleh kenaikan harga saham. Keuntungan : diperolehnya modal ekuitas baru, diperoleh nilai dan kemampuan dialihkan dari aktiva organisasi, kemampuan untuk mendapatkan dana dimasa depan dengan relative lebih mudah, dan mendapatkan prestise. Kerugian : hilangnya fleksibilitas dan meningkatnya beban administrasi yang diakibatkannya.

  5. BENTUK-BENTUK KOMUNIKASI?

JAWAB:
a.      Komunikasi internal merujuk pada pertukaran informasi dan gagasan di dalam organisasi. Komunikasi di dalam anggota pentinguntuk melakukan fingsi secara efektif. Untuk mempertahankan arus informasi yang sehat, sebaiknya manajer menggunakan saluran komunikasi formal dan informal.
b.      Komunikasi Eksternal membawa informasi ke dalam dan keluar organisasi. Bertukar pesan dengan para konsumen, distributor, pesaing, investor dan lain-lain. Komunikasi ini secara hati-hati diatur terutama dalam masa kritis.